Jumat, 10 Juni 2016

Jangan Usir Anak-Anak Dari Masjid, Nanti Mereka Jauh Dari Masjid, Begini yang Diajarkan Rasulullah, Tolong Share!

Tags

Banyak pengurus masjid tak sabar menghadapi anak-anak kecil di masjid. Banyak di antara mereka malah mengusir mereka keluar masjid, atau meletakkan di shaf paling belakang supaya tak mengganggu jamaah yang lain.


Berikut yang diajarkan Rasulullah:


Sahabat Rasulullah bernama Syaddad ra meriwayatkan, kalau Rasulullah datang � ke masjid- ingin shalat Isya atau Zuhur atau Asar sembari membawa -salah satu cucunya- Hasan atau Husein, lantas Nabi maju kedepan untuk mengimami shalat serta menempatkan cucunya di sebelahnya, lalu nabi mengangkat takbiratul ihram mengawali shalat.

Ketika sujud, Nabi sujudnya begitu lama serta tak umumnya, jadi saya diam-diam mengangkat kepala saya untuk lihat apa kiranya yang berlangsung, serta benar saja, saya lihat cucu nabi tengah menunggangi belakang nabi yang tengah bersujud, sesudah lihat peristiwa itu saya kembali sujud berbarengan makmum yang lain. Saat usai shalat, beberapa orang repot ajukan pertanyaan, �wahai Rasulullah, baginda sujud begitu lama sekali tadi, hingga kami pernah menduga sudah berlangsung apa-apa atau baginda tengah terima wahyu�. Rasulullah menjawab, �tidak, tak, tak berlangsung apa-apa, hanya tadi cucuku mengendaraiku, serta saya tidak ingin memburu-burunya hingga dia merampungkan mainnya dengan sendirinya. � (HR : Nasa�i serta Hakim)

Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya : Rasulullah tengah berkhutbah -di mimbar masjid- lantas -kedua cucunya- Hasan serta Husein datang -bermain-main ke masjid- dengan memakai baju kembar merah serta jalan dengan sempoyongan jatuh bangun- lantaran memanglah masihlah bayi-, lantas Rasulullah turun dari mimbar masjid serta mengambil ke-2 cucunya itu serta membawanya naik ke mimbar kembali, lantas Rasulullah berkata, �Maha Benar Allah, kalau harta serta anak-anak itu yaitu fitnah, bila telah lihat ke-2 cucuku ini saya tak dapat sabar. � Lantas Rasulullah kembali meneruskan khutbahnya. (HR : Abu Daud)

Dalam Hadis lain dikisahkan, kalau Rasulullah shalat, apabila beliau sujud jadi Hasan serta Husein bermain menaiki belakang Rasulullah. Lantas, bila ada bebrapa teman dekat yang menginginkan melarang Hasan-Husein jadi Rasulullah berikan isyarat untuk biarkan, serta jika sesudah usai shalat rasulullah memangku ke-2 cucunya itu. (HR : Ibnu Khuzaimah)

Abu Qatadah ra menyampaikan : �Saya lihat Rasulullah saw menanggung cucu perempuannya yang bernama Umamah putrinya Zainab di pundaknya, jika beliau shalat jadi ketika rukuk Rasulullah menempatkan Umamah di lantai serta jika telah kembali berdiri dari sujud jadi Rasulullah kembali menanggung Umamah. � (HR. Bukhari & Muslim)

Kisah Lain Dari Abu Qatadah, menyampaikan ���� ketika rukuk Rasulullah menempatkan Umamah di lantai serta jika telah kembali berdiri dari sujud jadi Rasulullah kembali menanggung Umamah. Serta Rasulullah selalu lakukan hal semacam itu pada tiap-tiap rakaatnya hingga beliu usai shalat. � (HR : Nasa�i)


Rasulullah bersabda, �Kalau tengah shalat, kadang-kadang saya menginginkan shalatnya agak panjang, namun bila telah dengarkan tangis anak kecil -yang dibawa ibunya ke masjid- jadi sayapun menyingkat shalat saya, lantaran saya tau begitu ibunya tak enak hati dengan tangisan anaknya itu. � (HR : Bukhari Serta Muslim)

Anas meriwayatkan, �Pernah Rasulullah shalat, lantas beliau mendengar tangis bayi yang dibawa dan ibunya shalat ke masjid, jadi Rasulullah juga mempersingkat shalatnya dengan cuma membaca surat ringan atau surat pendek. (HR: Muslim)


Diriwayatkan kalau Nabi memendekkan bacaannya ketika shalat Subuh (di mana umumnya senantiasa panjang), lantas teman dekat ajukan pertanyaan : �Ya Rasulullah mengapa shalatnya singkat, tak umumnya? Rasulullah menjawab, �Saya mendengar nada tangis bayi, saya sangka ibunya turut shalat berbarengan kita, saya kasihan dengan ibunya. � (HR: Ahmad)



Sahabar Rasul bernama Rabi� bercerita kalau disuatu pagi hari Asyura Rasululah kirim pesan ke kampung-kampung sekitaran kota Madinah, yang bunyinya �Barang siapa yang telah mengawali puasa dari pagi tadi jadi silakan untuk merampungkan puasanya, serta untuk yg tidak puasa juga silakan selalu berbuka�.

Mulai sejak waktu itu kami selalu selalu berpuasa pada hari Asyura, demikian halnya anak-anak kecil kami banyak yang turut berpuasa dengan kehendak Allah, serta kami juga ke masjid berbarengan anak-anak. Di masjid kami mempersiapkan mainan spesial untuk anak-anak yang terbuat dari wool. Bila ada dari anak-anak itu yg tidak kuat berpuasa serta menangis minta makan jadi kamipun berikan makanan bukaan untuk dia�. (HR. Muslim)

Islam begitu perduli dengan anak-anak, serta memerintahkan beberapa bapak serta orangtua kerabat yang bertanggungjawab pada anak-anak untuk menyuruh anak-anaknya shalat mulai sejak usia 7 th.. Serta tempat yang benar dalam mengajarkan anak-anak shalat serta membaca Al-Quran serta hukum-hukum tajwid serta materi-materi keislaman yang lain, yaitu Masjid.

Seperti itu panduan serta dasar yang di ajarkan Rasulullah pada ummatnya berkaitan hubungan kita pada anak-anak di masjid. Hingga siapa saja tak bisa mengusir anak-anak dari masjid, sebab mereka yaitu pemuda-pemuda harapan hari esok.

Allah memerintahkan kita supaya meneladani Rasulullah pada segalanya, baik berkaitan masalah dunia ataupun akhirat, hingga telah selayaknyalah kita ikuti serta meladani Rasulullah dalam membiasakan anak-anak kita untuk mendatangi masjid serta bermain di masjid, dan tak membiarkan mereka ngumpul-ngumpul tak terang di ujung gang atau jalan yang cuma bakal mengakibatkan akhlak mereka jadi jelek lantaran dampak lingkungan serta rekan-rekan mereka yg tidak sehat.

Serta misalnya juga sebahagian anak-anak yang datang ke masjid kerap jadi masalah untuk beberapa orang yang tengah shalat, baik lantaran nada tangisan mereka, jeritan serta lengkingan nada, tetapi jamaah masjid tak bisa meresponnya dengan kasar atau memarah-marahi anak-anak itu atau orangtua anak-anak, yang cuma bakal sebagian memberi keributan barusan. Serahkan hal semacam itu pada beberapa pengurus masjid atau remaja masjid untuk merampungkan permasalahan anak-anak itu dengan bijak serta baik seperti cara yang dikerjakan oleh Rasulullah.

Serta yang butuh diingat serta dicatat serta diamalkan yaitu sikap lemah lembut dalam merampungkan permasalahan anak-anak di masjid.

Rasulullah pernah bersabda, �Segalanya suatu hal yang diimbangi dengan kelembutan pasti bakal membuatnya jadi lebih cantik serta indah. Bila kelembutan terenggut, segalannya bakal jadi rusak serta buruk. � (HR : Muslim)

Rasulullah yaitu teladan paling baik untuk kita. Pernah berlangsung seseorang Arab Badui masuk ke dapam Masjid Nabawi, lantas Si Badui buang air kecil didalam masjid itu. Lihat si badui pipis di masjid jadi beberapa teman dekat nabi geram. Menyikapi hal semacam ini Nabi juga merampungkannya dengan bijak serta lembut serta berkata, �Biarkanlah badui itu, kelak bila pipisnya telah usai mohon bersihkan serta siram kencingnya itu dengan air. Kalian -umat islam- ini diutus bukanlah untuk buat ribet, tetapi untuk memudahkan. � (HR : Bukhari & Muslim)

Islam melarang mengusir anak-anak keluar masjid. Islam malah mewajibkan umatnya membiasakan anak-anak datang ke masjid untuk belajar shalat, belajar membaca Al-Quran, belajar tajwid serta belajar hukum syariat yang lain.



Apabila anak-anak belum dapat disiplin dalam shalat, maka itu salah pendidiknya, bukan anaknya.