Senin, 13 Juni 2016

Umat Budha di Kota Ini Sediakan Buka Puasa Gratis

Tags


Bulan Ramadan menjadi momen penting untuk membangun kerukunan antar umat beragama. Seperti yang dilakukan Vihara Budhi Manda Sanggar Suci, di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Vihara yang terletak di Jalan Dr. Wahidin itu menyediakan menu berbuka gratis. Sebanyak 100 piring nasi disiapkan setiap harinya. Masakannya pun beraneka, bisa lodeh, soto, rawon, dan nasi campur.

Puluhan warga yang terdiri dari warga setempat hingga pengamen, pengemis dan anak jalanan berkumpul untuk berbuka di sana.

Winantea Listiahadi selaku rohaniawan sanggar mengatakan sajian buka puasa berlangsung mulai hari kedua puasa hingga H-1 Idul Fitri. Tradisi ini sudah berlangsung sejak 18 tahun lalu.

Mengenai bahan dari menu buka puasa yang disajikan disediakan oleh anggota Paguyuban Metta. Dalam paguyuban tersebut tidak hanya umat Budha, tapi juga Nasrani dan Muslim. 

"Hari ini giliran siapa yang masak dan menyajikan buka puasa, jadi sudah kami atur jadwalnya. Ada pula sumbangan dari umat Budha dari luar Malang, seperti Jombang, Surabaya, dan sekitarnya,� ujar Winantea.

Tradisi ini juga sebagai pengembangan Bhinneka Tunggal Ika sekaligus memupuk kerukunan dan toleransi umat beragama.

"Siapa pun boleh berbuka puasa di sini, tidak ada syarat. Murni membantu sesama, apalagi sembako sekarang harganya mahal,� ucapnya.

Selama Ramadan, Vihara Budhi Manda Sanggar Suci juga melangsungkan kegiatan sosial pada saat Waisak, yakni menyalurkan bantuan sembako, susu, dan buku bagi anak-anak sekolah.

�Bukan lagi bicara soal agama, tapi kepedulian sosial antarsesama. Buka puasa ini sebagian dari membangun toleransi dan kebersamaan,� imbuhnya.

Salah seorang pengamen, Yudi Saputra, mengaku rutin datang ke Vihara dan ikut antre untuk buka puasa. "Ini tahun kelima saya ke sini, kebetulan datang sama teman-teman. Lumayan mengurangi biaya makan setiap harinya,� jelasnya.

Warga lain, Yasin, mengaku senang dapat merasakan buka puasa bersama-sama. Ia merasa terbantu, mengingat masih banyak warga yang tidak kuat untuk sekadar makan.

"Ya, kami bersyukur ada dermawan yang mau memberikan makan, meski bukan umat Islam. Ini juga mengajarkan kami makna toleransi dan kerukunan,� katanya.