Meskipun besar di keluarga Katolik dan dididik di sekolah Katolik, Felisia Y. Kurniasari akhirnya mengikrarkan syahadat setelah satu tahun secara diam-diam mempelajari Islam.
�Dengan tekad bulat, atas keinginannya sendiri dan permintaannya kepada kami, malam ini sebelum berangkat terbang subuh ini akhirnya saudari kita seorang pramugari bernama Felisia Y. Kurniasari (mantan Katolik) kelahiran tahun 90 dari kota Tanjung Pinang, Riau ini bersyahadat secara resmi bersama saya disaksikan dan ditemani oleh 3 muallaf: Fitria Zuhdah, Vera dan Nanda Putri di Wisma Mualaf, Bintaro,� kata Sekjen Muallaf Center Hanny Kristianto, Senin (30/5/2016), melalui halaman Facebook-nya.
Beberapa saat sebelum mengkrarkan syahadat, Felisia berurai air mata menceritakan keinginannya untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Selama ini ia belum berani bersyahadat karena khawatir dengan ayahnya yang seorang katekis. Yakni orang yang mendapat mandat dari Uskup sebagai misionaris dalam mengajar orang-orang bukan kristen (pemurtadan).
Namun ketika sudah bersyahadat, Felisia mengaku sudah tidak takut lagi apa pun yang terjadi.
�Sekarang hati saya damai dan bahagia.. Saya siap apapun yang akan terjadi terjadilah karena Qadha� dan Qadar Allah,� kata Felisia.
�Dengan tekad bulat, atas keinginannya sendiri dan permintaannya kepada kami, malam ini sebelum berangkat terbang subuh ini akhirnya saudari kita seorang pramugari bernama Felisia Y. Kurniasari (mantan Katolik) kelahiran tahun 90 dari kota Tanjung Pinang, Riau ini bersyahadat secara resmi bersama saya disaksikan dan ditemani oleh 3 muallaf: Fitria Zuhdah, Vera dan Nanda Putri di Wisma Mualaf, Bintaro,� kata Sekjen Muallaf Center Hanny Kristianto, Senin (30/5/2016), melalui halaman Facebook-nya.
Beberapa saat sebelum mengkrarkan syahadat, Felisia berurai air mata menceritakan keinginannya untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Selama ini ia belum berani bersyahadat karena khawatir dengan ayahnya yang seorang katekis. Yakni orang yang mendapat mandat dari Uskup sebagai misionaris dalam mengajar orang-orang bukan kristen (pemurtadan).
Namun ketika sudah bersyahadat, Felisia mengaku sudah tidak takut lagi apa pun yang terjadi.
�Sekarang hati saya damai dan bahagia.. Saya siap apapun yang akan terjadi terjadilah karena Qadha� dan Qadar Allah,� kata Felisia.