Cendikiawan Muslim ternama, Prof. Dr KH. Didin Hafidhuddin mengkritisi logika yang mengatakan bahwa saat Ramadhan harus ada penghormatan kepada yang tidak berpuasa.
"Itu yang tidak benar, kita ini dibolak balik saja, orang yang beribadah kok harus menghormati yang tidak beribadah, kan keterlaluan itu," jelasnya.

"Seharusnya, yang tidak beribadah harus menghormati yang beribadah," jelas Kyai Didin.
Terkait peraturan daerah (Perda) tentang pelarangan warung makan buka di siang hari bulan Ramadhan yang selama ini sudah berlangsung lancar, menurutnya hal tersebut sudah bagus dan harus didukung.
"Aturan itu harus ditegakkan dan kalau pemerintah berbuat baik itu harus didukung, jangan selalu dikaitkan dengan hak asasi manusia (HAM) yang sekuler," katanya.
Coba kita bayangkan kalau di siang hari setiap warung makan buka semua, itukan mengganggu. "Jadi lebih baik di malam hari saja," katanya.
Menurut Professor Doktor Didin, adanya warung makan yang buka di siang hari, dikarenakan sang pemilik tidak memiliki kesadaran tauhid. "Seharusnya yakin saja, jangan-jangan rizkinya itu lebih banyak di malam hari saat Ramadhan," tandasnya.